Wednesday 23 September 2009

Reformed, Karismatik, Lutheran, HKBP?

Aku dibesarkan di keluarga Batak-HKBP, jadi dari kecil hingga menikah pun aku bergereja di HKBP. Ketika ketemu Tuhan di SMA, aku mulai dekat dengan ajaran Reformed, karena kakak pembina SMA kami adalah siswa STTRII. Dia semangat sekali mengajar doktrin reformed termasuk TULIP ala Calvin yang dulu kuhapal luar dalem. Sejak SMA hingga kuliah, aku makin dekat dengan gereja Reformed, selalu menghadiri KKR dan seminar-seminar yang diadain GRII, membaca hampir semua buku-buku Pdt.Stephen Tong, dlsbgnya. Walaupun setiap minggu masih ke HKBP tapi di dalam hati aku merasa reformis yang sejati. Hanya doktrin reformed yang -istilah seorang pdt di GRII dulu- berisi ajaran2 yang "sehat".

Bagiku dulu gereja-gereja Karismatik semua sesat. Aku menghindari acara-acara yang diadakan oleh gereja-gereja itu dan salah satu tanda kesesatan mereka adalah bahasa roh dan kesembuhan ilahi. Aku diajarkan bahwa bahasa roh dan mujizat berhenti ketika rasul terakhir mati, karena semua mujizat itu muncul fungsinya hanya sebagai pembuktian/peneguhan untuk pengabaran injil di gereja mula-mula.

Lalu kami pindah ke Paris, dan gereja Indonesia kami rada-rada karismatik. Awalnya tentu jiwa reformed gue berontak habis-habisan. AKu gak nyaman dengan musiknya, dengan pengajarannya, dengan bahasa rohnya dan doktrin-doktrin yang gak jelas asal usulnya. Tapi ada suara di dalam hati kami yang meminta kami untuk bersabar. Kami mulai melembutkan hati. Berusaha untuk menerima tanpa menghakimi. Dan memang Tuhan membukakan banyak hal baru buat aku dan suami. Aku belajar untuk tidak membatasi Tuhan. Aku belajar menikmati musik-musik Hillsongs, sebagai variasi yang menarik dari kesukaanku terhadap musik-musik hymnal gerejawi.

Kami menikmati suasana di gereja kami yang kecil dan akrab. Tentu ada juga hal-hal baru yang sampai sekarang aku gak bisa terima. Beberapa di antaranya adalah apa yang mereka percaya mengenai dosa keturunan, pelepasan dan keharusan untuk baptis selam. Hatiku gak sejahtera ketika mereka mengajarkan bahwa semua orang harus ikut acara pelepasan untuk bisa lepas dari kutuk nenek moyang dan roh-roh dosa yang pernah kita lakukan. Buatku, percaya pada kematian dan kebangkitan Yesus adalah satu-satunya jalan, tapi rupanya buat mereka ada urusan dengan iblis yang harus "dibereskan". Aku yang dibesarkan di lingkungan reformed yang serba cek n ricek gak bisa menemukan dimana ayat2 pendukung doktrin itu. Belakangan aku menyadari, mereka masih mencampur adukkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Lalu masalah baptis selam, sepertinya buat mereka tanpa baptis selam ada sesuatu yang kurang dalam diri orang Kristen. APapun yang mereka katakan, aku merasa diriku sudah dibaptis, bedanya aku kena 5 tetes air, dan mereka dapat 1bak penuh air. Apa sah atau gaknya ditentukan jumlah air? Sekali lagi... mana ayatnya?

Walaupun begitu, kami tetap enjoy berada di gereja kami. Tetap mematuhi otoritas pastor yang membimbing kami. Ada damai sejahtera dan sukacita ketika kami mengikuti ibadah dan komsel rumah tangga dari gereja.

Sampai kejadian itu menimpa kami.

Semua yang pernah kupelajari baik dari HKBP, Reformed, Karismatik, apapun yang pernah sampai di telingaku tentang Tuhan runtuh berantakan. Bingung. Aku gak yakin apakah Tuhan benar mengasihiku. Limabelas tahun mengenal Dia, dan aku kembali ke titik NOL.

Tuhan gak tinggal diam. Dia kemudian membuka mata ku untuk melihat lebih dalam lagi arti pengorbanan Yesus di kayu salib. Menemukan makna sesungguhnya dari Kasih KaruniaNya buatku. Bukan karena apa yang kulakukan di dalam hidup, tapi apa yang kupercaya. Bukan memaksa Tuhan melakukan, tetapi menerima apa yang sudah Dia lakukan.

Apa artinya hidup di Perjanjian Baru. Apa artinya menjadi seorang ciptaan baru, yang sudah dibenarkan, dikuduskan dan diampuni. Apa artinya disebut anak Allah, bangsa yang kudus, imamat rajani. Dan seluruh ayat-ayat Alkitab kini memiliki makna baru buatku. Makna yang lebih pribadi, lebih dalam, penuh kuasa. Kalau dulu ketika membaca Alkitab aku sibuk memikirkan latar belakang penulisnya, keadaan jaman itu, konkordansi dan sebagainya, saat ini aku membiarkan Roh Kudus membimbingku dengan bebas. Dan firman Tuhan semakin menjadi revelation buatku.

Buatku sekarang gak penting lagi apakah seseorang itu beraliran reformed, karismatik, lutheran, calvinist, baptis, atau apapun. Buatku saat menjadi pengikut Yesus cuma butuh satu pertanyaan, "Apakah kamu tahu seberapa besar Tuhan mengasihimu?". Kalau kamu jawab, "YA" dengan yakin, aku akan berkata, "Engkau sungguh diberkati".

Sesederhana itu. Karena kasih KaruniaNya yang ajaib memang tidak untuk dibikin susah.

1 comment:

Anonymous said...

makasih ka buat sharing nya.. saya mau bertanya, seorang perempuan dr HKBP dan laki-laki dari gereja pentakosta saling mengasihi, orang tua si perempuan kurang setuju, bagamana si perempuan menyikapi hal ini?